Setelah berhasil dengan acara Diesnatalis "Ars de Galanusa", SMAN 1 Pekalongan kembali mengadakan acara yang tak kalah menarik, yaitu Litero's Day. Acara yang diselenggarakan pada 27 Oktober ini telah menarik banyak minat dari Kartinians karena adanya lomba-lomba yang mengasah kreatifitas. Lomba-lomba tersebut antara lain Aksa Pusara (puisi), Gema Nada (solo song), Model Indonesian Culture (story telling legenda Indonesia), dan Wecast (newscasting). Dengan ketentuan setiap kelas harus mengirimkan 1 perwakilan setiap cabang lomba.
Makna dari Litero's Day sendiri menurut
Dian (salah satu panitia acara) adalah Litero's Day (Literacy, Teacher, Hero
Day) merupakan gabungan dari peringatan Hari Literasi, Hari Guru, dan Hari
Pahlawan. "Tujuan dari Litero's Day ini agar siswa SMANSA bisa
meningkatkan kreatifitas di masa pandemi. Sedangkan lomba-lombanya bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan literasi," pungkas Dian.
Adanya penggabungan antara Bulan Bahasa,
Hari Guru, dan Hari Pahlawan merupakan sesuatu yang unik. Lalu Ia menambahkan
bahwa sebenarnya lomba ini memang milik Hari Literasi, karena kalau Hari Guru
dan Pahlawan jika sekolahnya luring hanya ada upacara. Khusus Hari Guru,
biasanya siswa memberikan bunga kepada guru favoritnya. Nah, berhubung sekarang
serba daring, lomba-lomba literasi ini dimasukkan unsur-unsur Hari Guru dan
Pahlawan sebagai pengganti saat Hari Guru yang biasanya memberikan bunga, tahun
ini diganti paduan suara virtual.
"Hubungan
antara Hari Literasi, Hari Guru, dan
Hari Pahlawan yakni lomba-lomba yang ada di Litero's Day itu mangambil tema
dari Hari Guru dan Hari Pahlawan. Contohnya ada pada lomba Gema Nada. Lagu yang
dinyanyikan adalah Terima Kasih Guru yang akan dipersembahkan tanggal 25
November nanti. Lalu Aksa Pusara mengambil tema pahlawan," jelas Dian.
Dari hari pertama lomba itu diumumkan,
pastilah juga dibagikan selebaran gambar poster / pamflet melalui aplikasi chatting. Di poster tersebut terdapat
tulisan menarik, yaitu "Gertakkan Semangat Juang. Ciptakan Generasi yang
Berbudaya." Gertakkan Semangat Juang adalah jika dulu pahlawan gigih
berjuang untuk melawan penjajah, untuk kali ini kita yang menjadi pahlawan
untuk melawan covid-19 agar tidak
semakin meluas dan tetap menjaga keutuhan NKRI yang dulu mampu leluhur kita.
Sedangkan makna dari Ciptakan Generasi yang Berbudaya adalah walau saat ini
kita jauh dari kehidupan nyata sekolah, kita wajib memelihara budaya Indonesia,
seperti budaya literasi, 5s, saling menghormati, toleransi, sopan santun, dan
lain-lain.
Jika menyangkut mengadakan lomba di masa
sekarang ini yang serba daring, tentu saja pasti ada kesulitan tersendiri. Dian
mengungkapkan, kesulitan dalam melaksanakan Litero's Day dalam masa pandemi ini
adalah menarik parsitipasi dari siswa untuk mengikuti lomba. Untuk Litero's Day
ini banyak yang mengikti meskipun ada beberapa kelas yang tidak mengikuti salah
satu lomba. Ia memberitahu cara mengatasi kesulitan tersebut yaitu dengan sulit
menghubungi beberapa pihak, guna penilaian lomba yang berupa video yang diunggah ke Instagram
masing-masing kelas.
Diharapkan
Kartinians bisa mengambil manfaat dari diadakannya acara ini, yaitu
meningkatkan literasi, kreatif, serta produktif. Karena pasti banyak siswa yang produktifitasnya menurun. Dan semoga acara ini dapat menjadi
contoh untuk siswa lain agar bisa meningkatkan
literasinya. Semoga kedepannya keadaan dapat membaik dan acara seperti ini dapat diadakan secara luring dan lebih menarik lagi.
Post a Comment