Selasa (13/04/2021), ekstrakulikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) melakukan program daur ulang dengan menggunakan metode takakura yang bertempat di SMA N 1 Pekalongan. Kegiatan daur ulang ini bertujuan untuk menghijaukan lingkungan sekolah sebagai bentuk upaya untuk mengatasi permasalahan sampah yang menjadi isu utama di Indonesia.
Apa itu kompos takakura? Kompos takakura merupakan salah satu metode pengomposan hasil penelitian seorang ahli yang bernama Mr. Koji Takakura dari Jepang. Metode ini memanfaatkan keranjang takakura yang bentuknya praktis, bersih, dan tidak berbau. Proses pengomposan menggunakan metode takakura adalah proses pengomposan aerob yang membutuhkan udara sebagai asupan penting dalam proses pertumbuhan mikroorganisme. Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain sampah, keranjang kardus, penjaga suhu dan kelembapan, serta bantal sekam.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan sampah yang tersebar di sekitar sekolah lalu memotong sampah tersebut hingga berukuran kecil. Setelah itu keranjang yang sudah dilapisi kardus disusun kemudian memasukkan bantal sekam hingga selesai. Langkah terakhir adalah menunggu hasil pengomposan hingga berhasil menjadi pupuk kompos selama 7 hari ke depan yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk tanaman lainnya.
Dengan dilaksanakannya program ini, para anggota ekstrakulikuler KIR SMAN 1 Pekalongan berharap penumpukan jumlah sampah di sekitar lingkungan sekolah semakin menurun dan dapat mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh sampah. Selain itu, mereka berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat akan pentingnya daur ulang sampah untuk kelestarian hidup bumi kita
Post a Comment