Saya menemukan band ini di sebuah video promosi acara radio. Saya terheran-heran dengan alunan instrumental pada lagu tersebut. Jazz, tetapi alunan keyboardnya yang sangat kuat sehingga hampir seperti genre Funk. Lagu itu berjudul “Transsesion”. Diawal saya berpikir ini adalah sebuah mahakarya dari sebuah band (atau quartet) Internasional. Ternyata setelah saya mencari tahu tentang lagu ini, saya terkejut ketika mendengar nama Fariz RM ikut serta dalam band yang sedang saya gemari pada waktu itu.
Transs, band ini dipimpin oleh Multi-Instrumentalist kenamaan Indonesia, Fariz Rustam Munaf (Fariz RM). Semua berawal pada saat genre Fusion Jazz menjadi idola remaja di Jakarta 80-an. Fariz RM yang saat itu sedang mencapai kesuksesan di album Sakura (1980) berniat untuk membentuk sebuah band Fusion Jazz pertama di Indonesia. Waktu yang pas bagi Fariz RM karena pada waktu itu sedang banyak-banyaknya Festival Band Antar SMA se-DKI Jakarta. Pada suatu kesempatan Fariz RM ditunjuk untuk menjadi juri di salah satu festival.
Dengan kesempatan ini, Fariz RM sekalian “menyeleksi” para instrumentalist muda dari berbagai SMA. Dari banyaknya band SMA yang tampil, ada 7 intrumentalist yang terpilih. Erwin Gutawa (bass), Uce Haryono (drum), Jundi Karyadi (kibor), Eddy Haris (kibor), Hafil Perdanakusumah (flute, vokal), Wibi AK (perkusi), dan Dhandung SSS (vokal). 6 Juni 1980 pun menjadi hari lahirnya band Fusion Jazz pertama di Indonesia. Nama Transs pun lahir, menurut Fariz RM nama ini berarti “transisi” untuk industri musik di Indonesia.
Satu album bertajuk “Hotel San Vincente” (1981) terlahir dari semangat para anak muda yang tergabung dalam unit Fusion Jazz ini. “Pembaharuan musik Indonesia dalam warna, personalitas, dan gaya berawal disini!” kutipan ini terdapat pada album Hotel San Vincente (1981). Nampaknya kutipan tersebut memanglah benar, faktanya album tersebut menjadi gebrakan baru di dunia permusikan Indonesia kala itu dan ini menjadi album pertama dan terakhir mereka.
Menurut saya, album ini menyajikan lagu-lagu yang “easy listening” dan terasa segar di telinga. Dalam hal komposisi, jangan ragukan keahlian dari Fariz RM, lagu-lagu di album ini menurut saya sangat tertata. Apalagi, dengan hadirnya Erwin Gutawa yang memiliki sifat leadership yang kuat sehingga band ini menjadi naik daun dan menjadi legenda di industri musik tanah air. Transs masih eksis sampai sekarang dan akan selalu dikenang bagi pendengar musik Jazz di Indonesia.
Saya merekomendasikan lagu bertajuk “Jumpa Asmara”. Menurut saya lagu ini lebih “light” dibanding dengan yang lain, dari segi instrumentalnya dan juga komposisinya yang menurut saya cocok didengarkan dikala bersantai ataupun dalam keadaan bekerja.
Saya beri rating untuk album ini 10/10.
Post a Comment