Suaraku untuk Indonesia
Indonesia sedang masa kritis.
Indonesia sudah tidak waras.
Ini bukan puisi, melainkan sebuah catatan berisi
Bukannya pemilu sudah dilaksanakan? gundah gulana rakyatnya menunggu suara.
Kapan ya Indonesia kita menjadi negara yang maju?
Kapan ya Indonesia kita 'politik dan hukum' nya tidak terdapat kecurangan. Kami semua hanya bisa bersuara di dalam hati pak. Kita mau Indonesia kita dalam versi yang waras.
Indonesia sekarang bagiku seperti dijajah oleh rakyatnya sendiri, lucu memang. Bisa-bisanya negeri korban jajahan ini tak lebih unggul dari negeri penjajah. Kapan politik bebas dari kecurangan? kapan indonesia tidak dibutakan oleh yang namanya uang?
Banyak orang sudah beranggapan bahwa pemilu sudah kotor sejak tahun ke tahun diadakannya, namun apa? Mereka bungkam, mereka telak sendiri-sendiri asumsi mereka tanpa memuntahkannya lebih dulu lewat kata maupun gerakan, karena mereka takut, takut jiwa dan raganya hilang dari tanah bumi bekas jajahan ini. Takut jika tiba-tiba terdengar kabar bahwa satu keluarga hilang tanpa kabar.
Lantas siapa lagi jika bukan kita? Siapa lagi yang bersuara jika tidak kita sendiri yang akhirnya berani menyuarakan sepatah demi patah keluh kesah semasa hidup di tanah ini? Ini memang aneh, tapi inilah Indonesia kita, negeri tercinta kita yang sudah kotor karena politik uang, uang, dan uang. "Ya namanya juga hidup, pastinya butuh uang, untuk ini ina inu dan itu." Dan kami telan lagi suara-suara kami demi bertahan hidup.
Karenaa... kami hanyalah rakyat, tapi jadi apa negara ini tanpa kami? jadi apa Indonesia sekarang tanpa kami? Katanya semua manusia berhak bersuara, lalu apa kabar dengan para nyawa yang hilang setelah gegernya mereka akan para pemimpin Indonesia ini?
Kami semua sudah muak wahai para tokoh Indonesia! Kami juga butuh suara kami didengar! Rakyat di pelosok juga perlu diperhatikan wahai para apatis! Kami mau Indonesia bersih! Kami mau jalan-jalan di desa dibenahi! Kami mau uang kami digunakan semestinya!
x
Post a Comment