FOMO di Kalangan Remaja, Bahaya Gak Sih?

Sumber: djkn.kemenkeu.go.id

Holla Kartinians!

Tahukah kamu apa itu FOMO?


Zaman sekarang, siapa sih yang gak tau FOMO? Atau mungkin, kamu adalah salah satunya?


Perkembangan sosial media yang begitu pesat tentunya membawa perubahan yang cukup signifikan dalam masyarakat. Terlebih pada kalangan remaja yang lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Instagram, X, WhatsApp, dan TikTok.

Seringkali, tren yang muncul dalam laman-laman tersebut akan membuatmu dan teman-temanmu tergerak untuk mengikutinya. Misalnya ada dance TikTok terbaru dari Idol KPop yang terus-menerus muncul di FYP-mu dan kamu berkeinginan untuk membuatnya juga.


Apakah itu bisa disebut FOMO? Menurut saya tidak.


Mengapa?


Ya, karena itulah tren. Seperti sesuatu yang memang ada untuk diikuti perkembangannya. Jika kamu mengikutinya sekadar untuk bersenang-senang, mengapa tidak?


Perlu diingat, tren hanyalah segala sesuatu yang populer dalam jangka waktu tertentu. Sesuatu yang menjadi tren saat ini, satu sampai dua minggu kedepan mungkin akan turun gunung dan digantikan oleh tren yang lain.

Sebagai penikmat sosial media, apakah kita harus mengikuti semua tren yang ada? Sudah jelas, dong! Tentu tidak.


“Yah, nanti ketinggalan zaman, dong?”


Sekarang bayangkan, seandainya kamu selalu mengikuti tren di sosial media. Kemarin nge-tren kerudung pashmina plisket, kemudian nge-tren lagi pashmina shawl, dan baru-baru ini ngetren pashmina shimmer. Mungkin dalam satu bulan kedepan sudah ada tren kerudung kekinian yang lebih heboh.


Karena itu, kamu terus menghabiskan uang untuk membeli outfit dan kerudung terbaru agar tidak kalah keren dengan teman-temanmu. Namun, apabila kamu mulai cemas ketika tidak mengikuti gaya berpaikaian ala orang-orang di sekitarmu, bisa jadi kamu FOMO!


Nah, sebenarnya apa itu FOMO?


FOMO atau Fear Of Missing Out adalah suatu permasalahan yang merujuk pada rasa takut dan cemas ketika tidak mengikuti suatu tren, berita, atau hal lainnya yang sedang ramai diperbincangkan. Seseorang yang mengalami FOMO cenderung tidak percaya diri, sering membandingkan hidupnya dengan orang lain, dan selalu ingin menyamakan diri dengan orang lain.


Bahkan, ketika kamu tidak mau ketinggalan berita atau gossip dari teman-temanmu dan selalu mencari tahu tentang hal-hal sedang ramai diperbincangkan, bisa jadi kamu masuk kategori FOMO!

Ya! FOMO tidak bisa dianggap sepele, karena sejatinya ini merupakan masalah psikologis. FOMO akan memberi pengaruh untuk terus ‘menyiksa’ dirimu hanya untuk terlihat sama dengan orang lain. Apabila tidak dikelola dengan baik, FOMO bisa menyebabkan insecure, stress, depresi, mudah lelah, dan perasaan tidak puas dengan apa yang kamu miliki dalam hidupmu.


Lalu, bagaimana cara mengurangi perasaan FOMO?


Yang utama, kamu harus membatasi penggunaan sosial media. Gunakan waktumu untuk fokus pada dirimu sendiri. Sadarilah bahwa tren bukanlah sesuatu yang wajib diikuti, karena sejatinya kamu sudah keren meski tanpa handphone boba dan outfit kekinian. Berikan batasan dirimu untuk memilih apa yang kamu butuhkan, bukan apa yang kamu inginkan.


Tanamkan pada dirimu, bahwa tidak mengikuti tren bukan berarti kamu memiliki peringkat sosial yang rendah. Bukalah relasi seluas mungkin di dunia nyata, kemudian perhatikan segala perbedaan yang hadir di tengah masyarakat. Kamu juga bisa mengisi waktumu dengan kegitan positif, seperti mengembangkan kebolehanmu yang mungkin tidak dimiliki orang lain.


Terakhir, jangan lupa bersyukur dengan apa yang kamu punya. Jangan biarkan dirimu dikendalikan oleh FYP TikTok dan Instagram. Karena kamu keren apa adanya!

 

 

2 Comments

  1. sekar kamu keren banget, aku ngefans banget sama kamu. semangat yaa sekarr!!

    ReplyDelete

Post a Comment

Previous Post Next Post
iklan-728
iklan-728